Friday, September 23, 2022

MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

 

Resume 5.

Gelombang      : 27

Tema                : MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH

Narasumber     : Noralia Purwa Yunita, M.Pd

Moderator       Mutmainah

Hari/Tanggal   : Rabu, 31 Agustus 2022


Kelas Belajar Menulis malam ini dibuka dengan doa oleh Bunda Mutmainah, sebagai moderator. Sedangkan Narasumbernya adalah Bunda Noralia Purwa Yunita, M.Pd, yang  lahir di Kudus, 12 Juni 1989. Lulusan dari Program Sarjana di Univeritas Negeri Semarang yang kemudian dilanjutkan Program Magister Pendidikan di Universitas Negeri Semarang juga. Beliau adalah alumni kelas belajar menulis gelombang 8.  Saat ini beliau pengajar di SMP Negeri 8 Semarang.

Selain mengajar, juga aktif menjadi penulis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, sebagai penulis di Penerbit Andi Offset, Penulis dan Ambassador di Penerbit Innovasi Publishing, serta salah satu tim administrasi di website guru penggerak,  Pengurus pena guru di yayasan Guru Nusantara, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP. Menjadi narasumber di berbagai kelas menulis, telah menghasilkan buku solo sebanyak 17 buku dan berbagai artikel Ilmiah.  Keren sekali narasumber malam ini, walau usianya terbilang masih muda, tetapi banyak prestasi yang diperolehnya. 

Materi kita malam ini adalah:  

“MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH” 

Menulis buku dari karya ilmiah tentu saja bukan hal yang mudah, tidak bisa sekedar main copy paste. Sebab ada banyak perbedaan antara keduanya. Meskipun lumayan rumit, sulit, dan memakan waktu. Jika sudah ada niat maka dijamin akan terasa lebih mudah, apalagi kalau sudah tahu cara dan triknya.

Karya ilmiah adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya ilmiah merupakan sebuah gagasan lengkap. Dalam menulis karya ilmiah, penulis diharapkan mampu untuk mengomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gamblang agar mudah dipahami.

Menulis buku dari karya ilmiah tentu bukan hal mudah sebab ada perbedaan di antara keduanya. Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat beberapa tata cara penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan.

Karya tulis yang akan kita bahas di sini adalah karya tulis ilmiah dalam arti tulisan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah :

- Skripsi

- Tesis

- PTK

- Karya tulis waktu SMA dulu

- Artikel ilmiah

- Laporan Penelitian

Dan masih banyak lagi. Yang penting karya tersebut ditulis berdasarkan hasil riset ilmiah.

Biasanya setelah kita membuat semua karya ini hingga penuh perjuangan, lembur bermalam-malam, ujung-ujungnya karya tersebut hanya singgah di perpustakaan kampus atau sekolah saja. Dengan demikian, pembacanya terbatas hanya warga kampus atau sekolah itu saja. Padahal tidak semua warga kampus atau sekolah berminat untuk membaca jenis karya tulis yang "lumayan berat" isinya ini. Alhasil, perjuangan berdarah-darah tadi, Seakan-akan tidak ada harganya sama sekali.

Lantas bagaimana solusinya?

Ada salah satu solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubahnya menjadi sebuah BUKU.

Ada banyak manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, antara lain:

1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

2. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

3. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.

4. Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku

Cara mengkonversi karya ilmiah menjadi buku

  • 1.     Ubah judul

Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.

Sebagai contoh: Judul Tesis, Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA. Ketika diubah menjadi judul buku menjadi kiat menulis modul berbasis riset

Dapat dilihat dari contoh judul di atas, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul. Jadi ketika diubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu. Tinggal menambah kata seperti KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya agar menjadi judul popular.

 

  • 1.     Ubah daftar isi.

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2 landasan teori

Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika

Bab 4 hasil dan pembahasan

Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)

Bab 1 (Why) menjelaskan pentingnya modul BERBASIS RISET

Bab 2 (APA) menjelaskan apa itu modul berbasis riset.

Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

Bab 3, 4, 5 dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi   ;

2.1. Hasil belajar

2.2. Media pembelajaran

2.3. Modul

2.4. Metode pembelajaran

2.5  Pembelajaran berbasis riset

Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu

Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku

Bab 2 TEORI BELAJAR

2.1. belajar

2.2. permasalahan dalam pembelajaran

2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku

Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN

3.1. Pengertian media

3.2. jenis media

3.3. manfaat media

Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku

Bab 4 mengenal modul

4.1.pengertian modul

4.2. karakteristik modul

4.3.sistematika modul

4.4. kelebihan modul 

Catatan ;

  •   1. Jika punya tesis dengan judul Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Siswa Atas Kompetensi Paedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, jika dibukukan judul yang kita bahas adalah : Kompetensi guru VS prestasi siswa.
  • 2.     Judul KTI yang menarik berbeda dengan artikel populer. Judul KTI yang biasanya menjadi daya tarik bagi pembaca adalah yang menampilkan solusi terbaru dan terunik dari suatu masalah yang disajikan.
  • 3.     Dan dari bab 2 KTI kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiahnya di ubah sedikit isi karya ilmiah. Dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan judul implementasi.
  • 4.     Media Stereofoam Pembelajaran Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis), Pembelajaran (materi tentang belajar mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya). Hilangkan semua "kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi" dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.

  • 5.     Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku
  • 6.     Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, ebook, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya.
  • 7.     Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang dilakukan agar pembaca yakin bahwa benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
  • 8.     Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit
  • 9.     Dengan demikian, membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya
  • 10.  Jika ada satu jenis saja karya ilmiah, contohnya PTK, selain bisa di konvert menjadi buku, dan dapat juga dikonversi menjadi artikel ilmiah yang bisa kita kirimkan ke jurnal yang bereputasi. Salah satu contoh artikel ilmiah yang saya tulis dan baru saja terbit di jurnal nasional Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. 
          Adapan langkah-langkahnya adalah :

1.   Abstrak : Berisi latar belakang singkat, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, simpulan. Tidak boleh ada situasi dalam abstrak.

2.  Pendahuluan: Berisi latar belakang masalah, tinjauan Pustaka secara singkat, tujuan  penelitian

3.  Metode penelitian : Berisi sampel penelitian, prosedur penelitian (dalam bagan saja), analisis penelitian

4.  Hasil dan pembahasan : Berisi hasil penelitian berupa grafik, tabel atau diagram serta pembahasan mengapa mendapatkan hasil demikian yang dikaitkan dengan teori yang ada.

5.     Simpulan: Untuk menjawab tujuan penelitian

6.     Daftar Pustaka diusahakan yang terbaru dan dari jurnal lain yang bereputasi juga

Demikian materinya, tetap semangat untuk berkarya. Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras... Dan semangat. 


Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home