MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
Resume 5.
Gelombang : 27
Tema : MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator :
Hari/Tanggal :
Rabu, 31 Agustus 2022
Kelas
Belajar Menulis malam ini dibuka dengan doa oleh Bunda Mutmainah, sebagai
moderator. Sedangkan Narasumbernya adalah Bunda Noralia Purwa Yunita, M.Pd,
yang lahir di Kudus, 12 Juni 1989. Lulusan
dari Program Sarjana di Univeritas Negeri Semarang yang kemudian dilanjutkan Program
Magister Pendidikan di Universitas Negeri Semarang juga. Beliau adalah alumni
kelas belajar menulis gelombang 8. Saat
ini beliau pengajar di SMP Negeri 8 Semarang.
Selain
mengajar, juga aktif menjadi penulis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, sebagai penulis
di Penerbit Andi Offset, Penulis dan Ambassador di Penerbit Innovasi
Publishing, serta salah satu tim administrasi di website guru penggerak, Pengurus pena guru di yayasan Guru Nusantara,
anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru
Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP.
Menjadi narasumber di berbagai kelas menulis, telah menghasilkan buku solo
sebanyak 17 buku dan berbagai artikel Ilmiah.
Keren sekali narasumber malam ini, walau usianya terbilang masih muda,
tetapi banyak prestasi yang diperolehnya.
Materi kita malam ini adalah:
“MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH”
Menulis
buku dari karya ilmiah tentu saja bukan hal yang mudah, tidak bisa sekedar main
copy paste. Sebab ada banyak perbedaan antara keduanya. Meskipun lumayan rumit,
sulit, dan memakan waktu. Jika sudah ada niat maka dijamin akan terasa lebih
mudah, apalagi kalau sudah tahu cara dan triknya.
Karya
ilmiah adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya ilmiah merupakan sebuah gagasan
lengkap. Dalam menulis karya ilmiah, penulis diharapkan mampu untuk
mengomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gamblang agar
mudah dipahami.
Menulis buku dari karya ilmiah tentu bukan hal mudah sebab ada perbedaan di antara keduanya. Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat beberapa tata cara penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan.
Karya
tulis yang akan kita bahas di sini adalah karya tulis ilmiah dalam arti tulisan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah :
-
Skripsi
-
Tesis
-
PTK
-
Karya tulis waktu SMA dulu
-
Artikel ilmiah
-
Laporan Penelitian
Dan masih banyak lagi. Yang penting karya tersebut ditulis berdasarkan hasil riset ilmiah.
Biasanya
setelah kita membuat semua karya ini hingga penuh perjuangan, lembur
bermalam-malam, ujung-ujungnya karya tersebut hanya singgah di perpustakaan
kampus atau sekolah saja. Dengan demikian, pembacanya terbatas hanya warga
kampus atau sekolah itu saja. Padahal tidak semua warga kampus atau sekolah
berminat untuk membaca jenis karya tulis yang "lumayan berat" isinya
ini. Alhasil, perjuangan berdarah-darah tadi, Seakan-akan tidak ada harganya
sama sekali.
Lantas
bagaimana solusinya?
Ada salah satu solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubahnya menjadi sebuah BUKU.
Ada
banyak manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, antara lain:
1.
Dapat dibaca oleh masyarakat awam
2.
Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita
peroleh
3.
Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin
angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan
mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau
terlampaui.
4.
Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang
beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang,
ini juga merupakan keuntungan tersendiri
5.
Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku
Cara
mengkonversi karya ilmiah menjadi buku
- 1. Ubah
judul
Judul karya ilmiah versi
buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek,
tempat penelitian.
Sebagai contoh: Judul
Tesis, Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk
meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA. Ketika diubah
menjadi judul buku menjadi kiat menulis modul berbasis riset
Dapat dilihat dari contoh judul di atas, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul. Jadi ketika diubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu. Tinggal menambah kata seperti KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya agar menjadi judul popular.
- 1. Ubah
daftar isi.
Biasanya untuk beberapa
karya ilmiah, daftar isi berupa
BAB 1 Pendahuluan berisi
latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 landasan teori
Bab 3 metode penelitian
yang berisi rumus2 statistika
Bab 4 hasil dan
pembahasan
Bab 5 penutup yang berisi
kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah
menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why) menjelaskan
pentingnya modul BERBASIS RISET
Bab 2 (APA) menjelaskan
apa itu modul berbasis riset.
Boleh juga mengembangkan
materi dari bab 2 di KTI.
Bab 3, 4, 5 dan seterusnya ( How )
menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana
penerapannya.
Sebagai
contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi ;
2.1. Hasil belajar
2.2.
Media pembelajaran
2.3.
Modul
2.4.
Metode pembelajaran
2.5 Pembelajaran berbasis riset
Ketika
menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu
Sub
bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku
Bab
2 TEORI BELAJAR
2.1.
belajar
2.2.
permasalahan dalam pembelajaran
2.3.
Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Sub
bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab
3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1.
Pengertian media
3.2.
jenis media
3.3.
manfaat media
Sub
bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab
4 mengenal modul
4.1.pengertian
modul
4.2.
karakteristik modul
4.3.sistematika
modul
4.4.
kelebihan modul
Catatan
;
- 1. Jika punya tesis dengan judul Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Siswa Atas Kompetensi Paedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, jika dibukukan judul yang kita bahas adalah : Kompetensi guru VS prestasi siswa.
- 2. Judul
KTI yang menarik berbeda dengan artikel populer. Judul KTI yang biasanya
menjadi daya tarik bagi pembaca adalah yang menampilkan solusi terbaru dan
terunik dari suatu masalah yang disajikan.
- 3. Dan
dari bab 2 KTI kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab
dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga
hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiahnya di ubah
sedikit isi karya ilmiah. Dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, penting
sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan
perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata
lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi
bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan judul implementasi.
- 4. Media Stereofoam Pembelajaran Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis), Pembelajaran (materi tentang belajar mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya). Hilangkan semua "kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi" dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
- 5. Secara
kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi
laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis
memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan
bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia
tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian
literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar
pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi
karya ilmiah kita diubah menjadi buku
- 6. Daftar
pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti
Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, ebook, atau karya ilmiah lainnya. Namun,
hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot,
wordpress, dan lain sebagainya.
- 7. Berikanlah
ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang dilakukan agar pembaca
yakin bahwa benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
- 8. Karya
ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan
Dengan aturan Penerbit
- 9. Dengan
demikian, membuat buku dari karya ilmiah
bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis
dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan
menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan
aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya
dengan KTI aslinya
- 10. Jika ada satu jenis saja karya ilmiah, contohnya PTK, selain bisa di konvert menjadi buku, dan dapat juga dikonversi menjadi artikel ilmiah yang bisa kita kirimkan ke jurnal yang bereputasi. Salah satu contoh artikel ilmiah yang saya tulis dan baru saja terbit di jurnal nasional Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
1. Abstrak :
Berisi latar belakang singkat, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian,
simpulan. Tidak boleh ada situasi dalam abstrak.
2. Pendahuluan:
Berisi latar belakang masalah, tinjauan Pustaka secara singkat, tujuan penelitian
3. Metode
penelitian : Berisi sampel penelitian, prosedur penelitian
(dalam bagan saja), analisis penelitian
4. Hasil
dan pembahasan : Berisi hasil penelitian berupa grafik,
tabel atau diagram serta pembahasan mengapa mendapatkan hasil demikian yang
dikaitkan dengan teori yang ada.
5. Simpulan:
Untuk
menjawab tujuan penelitian
6. Daftar
Pustaka diusahakan yang terbaru dan dari jurnal lain yang
bereputasi juga
Demikian
materinya, tetap semangat untuk berkarya. Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu
yang baru. Kerja keras... Dan semangat.
Labels: materi
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home