Narasumber : Dra. E. Hasanah, M.Pd.
Malam hari ini kita belajar di BM 27 ini bersama seorang lulusan S3 dalam ilmu pendidikan prodi manajemen pendidikan sesuai dengan tugas sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah. Dan beliau alumni BM gelombang 18. beliau adalah bunda Dra. E. Hasanah, M. Pd., adapun biodata beliau adalah;
Hasil karya beliau sudah menghasilkan buku solo dan 72 buku antologi bersama penulis2 alumni BM asuhan Om Jay ini.
Dalam remang senja aku teringat
Ketika rasa itu menjelma
Aku terbuai dengan merdu suaramu
Termenung menyaksikan senyum terindah
Sampai menuju suatu arah
Yang membawaku larut dalam resah
Resah memikirkanmu aku terperangah
Pandangan itu membuatku melayang
Hingga pada titik di mana aku sedang tidak mengerti
Mengapa aku seperti ini
Bahwa cinta masih menguasaiku
Rasa ini mengalir tiada henti
Tatapan itu selalu menjadi candu untukku
Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga ini bukan hanya feeling
Tapi ini nyata dan segera terjadi.
Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan semoga kau bahagia mendengarnya
Karena saat ini kau bukan lagi pelampiasan
Melainkan rumah menetap ternyaman bagiku.
Tuhan
Bolehkah aku beristirahat sekejap saja?
Aku lelah dengan semua ini
Ingin pergi tapi tak mampu
Apakah aku tak ditakdirkan untuk bahagia?
Kenapa setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?
Bahkan mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku
Apakah aku ini tak berguna?
Aku ingin pergi
Aku ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang
Kenapa aku selalu di patahkan?
Kenapa aku harus di hancurkan?
Kenapa aku tak di anggap ada?
Jika mereka tak ingin aku ada
Kenapa mereka merawatku
Aku tak pernah berharap dilahirkan
Aku tak pernah berharap tuk di cintai
Aku tak pernah berharap tuk di hargai
Karena aku hanya akan menjadi beban hidup mereka
Dalam janjiku kala itu
Akan ku kunci hatiku untuk siapapun
Tapi kau hadir menaburkan rindu
Membuatku tanpa sadar menjadi candu
Canduku akan rindumu
Rindu yang katamu tak lagi bersuara merdu
Kala kekasih hati tak membalas salammu
Rinduku padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar
Bisakah cinta mempersatukan di saat rindu berlainan?
Bisakah hidup jadi sempurna di saat tanpamu, Dayita?
Dayita kalbu katanya
Berirama layaknya lagu asmara
Aku hanya mampu menyuarakan pada Tuhan
Perihal rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena berbeda perasaan
Rasaku ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan
Mungkin sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan
Harap dan rasa mencuat
Beku, ngeri, menyayat hati
Ku pikir dunia itu indah
Nyatanya semua semu belaka
Amaraloka
Cinta, kasih, hati, romansa
Akankah bisa tanpa bhama?
Ku pinang kalbu merenggut malam syahdu
Memejamkan mata membina romansa
Saban hari bersama rasa
Kuagungkan cinta dalam amaraloka
Aduhai kasih dan sayang yang kian membara
Ku pinta satu tuk jangan mendua
Ku pinta dua tuk jangan mementingkan bhama
Ku pinta banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka
Semoga tetap bersama sampai ajal tiba.
Ada sapa yang tak bernama
Mengoceh ulah membual makna sayang
Menggaruk isi kepalaku
Lalu, langsung menggoda I love You
Dari kelam yang pernah surut
Pada badai yang menerjalkan kapal
Hingga harap setinggi tempat bintang
Ternyata belum setahun sudah dihilang
Oleh wanita penggoda perebut tuan
Mungkin saja, kau macan yang liar
Hingga takdir meredupkan rasaku tanpa pijar
Mungkin saja, ada yang datang lalu menghibur
Sebab insan yang tak berarah
Berkeliaran memburu kedamaian
Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. Rindu ini tak kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.
Rindu ini tak kubiarkan mati,
sebelum masa memutus nadi.
Rindu ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.
Rindu ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi. [Nasta'in]
Catatan :
- Rima itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.
- Sedangkan irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapi.
- Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama.
- Larik itu baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat
Struktur Fisik Puisi (Unsur Wujud)
- Bentuk: Berbentuk baris - bait
- Diksi: Pemilihan kata indah & memiliki kekuatan makna
- Rima: Persamaan bunyi di baris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi.
Jenis- Jenis Puisi
Puisi Lama
- Puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima). banyak suku kata di tiap baris.
Puisi Baru
- Puisi yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Lama
- Tidak diketahui nama pengarangnya
- Penyampaian dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan.
- Sangat terikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.
Jenis Puisi Lama
- Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
Contoh:
Mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus.
Sihir lontar pinang lontar
Terletak diujung bumi Setan buta jembalang buta
Aku sapa tidak berbunyi.
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan di tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran. sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi.
Contoh: Pantun nasihat.
Sungguh elok emas permata
Lagi elok intan baiduri
Sungguh elok budi bahasa
Jika dihias akhlak terpuji.
- Seloka adalah pantun yang berkait atau bertautan.
Contoh:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam dan siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
- Talibun, yaitu pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8 atau 10
Contoh:
Anak orang di padang tarap
Pergi berjalan ke kebun bunga
Hendak ke pekan hari tiap senja
Di sana sirih kami kerekap
Meskipun daunnya berupa
Namun rasanya berlain juga
Ciri-ciri Puisi Baru
- Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)
- Persajakan akhir yang teratur
- Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain.
- Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)
Jenis Puisi Baru
- Balada, yaitu puisi berisi kisah/cerita.
- Himne, adalah puisi pujaan untuk menghormati tuhan, seorang pahlawan, atau tanah air
- Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu.
- Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan /ajaran hidup.
- Romansa, adalah puisi yang birisi luapan cinta kasih.
- Elegi, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
- Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik
Berikut Contoh macam-macam puisi
Demikian materi yang sangat menarik sekali, sungguh sangat bermanfaat sekali untuk saya dan sahabat semua yang baru belajar tentang puisi.