Wednesday, September 28, 2022

KAIDAH PANTUN

 

Resume 14 

Gelombang 27

Tema               : Kaidah Pantun 

Narasumber     : Miftahul Hadi, S.Pd.

Moderator        :  Lely Suryani, S.Pd., SD

Hari/Tanggal    : Rabu, 21 September 2022


Bunda Lely sebagai moderator membuka materi ini dengan pantun

Lahan gambut luas sangat

Dekat penghuni pengantin baru

Ayo sambut dengan semangat  ..

Malam ini materi baru.

      Pemuda kini makin santun,

      Tidak mentah pengetahuannya,

      Malam ini materi pantun,


Narasumber kaidah Pantun di BM 27 ini adalah bapak Miftahul hadi adalah seorang guru SD Negeri Raji 1, Demak  Jawa Timur. 


Makan lumpia terasa mentah,

Sambel jotun nasi kerak,

Siapa dia Mas Miftah,

Jago pantun Guru  Penggerak.

Pantun pembuka dari Narasumber  dan yang dapat kita lihat profilnya di https://anyflip.com/wiirj/vdws/

      Bunga sekuntum tumbuh di taman,

      Daun salam tumbuh di kota,

      Assalamualaikum saya ucapkan,

     Sebagai salam pembuka kata


Mari kita simak materi dari narasumber


PANTUN TRADISI ASLI INDONESIA

  • Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun.
  • Beberapa pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang.
  • Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

  • Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke 15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).


DEFINISI PANTUN

  • Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata "Pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
  • Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019)
  • Pantun berasal dari akar kata "TUN" yang bermakna "baris" atau "deret" Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikansebagai "Panutun", oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar yang berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019)
  • Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)

CIRI-CIRI PANTUN

  • Satu bait terdiri atas empat baris
  • Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
  • Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku
  • Bersajak a-b-a-b
  • Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
  • Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

KEGUNAAN PANTUN
  • Komunikasi sehari-hari
  • Sambutan dalam pidato
  • Menyatakan perasaan
  • Lirik lagu
  • Perkenalan
  • Berceramah/dakwah

FUNGSI PANTUN SEBAGAI PEMELIHARA BAHASA

  • Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.
  • Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar.
  • Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat.
  • Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata. 
  • Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.







1. MEMAHAMI KAIDAH/CIRI PANTUN

            Memotong rebung pokok kuini,

            Menanam talas akar seruntun,

            Mari bergabung di malam ini,                                                                                                                                      
            Bersama kelas menulis pantun.

1. Pantun di atas terdiri atas empat baris.

2. Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, baris ketiga terdiri atas 
    empat kata, baris keempat terdiri atas empat kata. 

3. Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sepuluh suku kata, baris ketiga
    terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri atas sepuluh suku kata.






2. MENGUASAI PERBENDAHARAAN KATA


Setelah mempelajari lebih rinci tentang Kaidah Pantun oleh Narasumber kita pada malam hari ini, di harapkan peserta BM 27 ini dapat membuat pantun yang bertemakan Kurikulum Merdeka.



 
          Merdeka Belajar 

Jangankan minum jamu di pasar. 

Di rumah pun terasa nikmat 

Sukseskan kurikulum Merdeka Belajar 

Agar pembelajaran jadi semangat. 


Sangat bermanfaat sekali materinya buat saya dan sahabat lainnya, semoga menjadi ladang pahala untuk Narasumber kita malam ini bapak Miftahul hadi, S.Pd.





















Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home